Senin, 11 April 2011

universitas al ahgaff Yaman

PROFIL SINGKAT UNIVERSITAS AL AHGAFF  REPUBLIK YAMAN
Peresmian: Universitas al Ahqaff didirikan oleh al `Alim Habib Mahfudz bin Abdullah al Haddad, prosesi akademisnya resmi dimulai setelah mendapatkan surat keputusan menteri pendidikan Yaman nomor: 05/1994. Diusianya yang masih cukup muda, universitas ini telah diakui keberadaannya oleh persatuan universitas arab (al Ittihad al Jami’at al Arabiyyah) sebagai bagian dari keanggotaannya.
Tujuan: Didirikannya universitas ini sebagai langkah nyata dari ide-ide cemerlang yang mengkristal dalam satu tujuan utama, yaitu membangun sarana pendidikan islam yang bonafid dan berkualitas bagi masyarakat muslim dunia dengan pola pendidikan yang mampu mencetak kader insan yang prospektif dan mempuni dalam segala aspek kehidupan berasaskan ruh islami serta penyebarluasan faham keagamaan berhaluan ahlus sunnah wal jama`ah.
Kantor Pusat : Universitas al Ahqaff berkantor pusat di kota Mukalla ibu kota propinsi Hadhramaut Republik Yaman. Segenap komponen yang dimilikinya, seperti gedung fakultas, language center atau gedung persiapan mahasiswa baru dan gedung rektorat, semuanya berada di kota yang terletak diujung semenanjung Arab tersebut. Hanya gedung fakultas syari’ah wal qanun saja yang berada di kota Tarim, hal ini sengaja dilakukan demi terwujudnya pendidikan syari’ah yang tidak berpusat di bangku kuliah belaka, namun langsung bersentuhan sacara alamiah dengan bi’ah (lingkungan) yang mendukung kearah kesempurnaan hasil pendidikannya, mengingat kemasyhuran kota Tarim sebagai kota ilmu dan ulama. Alasan lain ditempatkannya fakultas syari’ah wal qonun terpisah dengan induknya, diantarnya, karena faktor kultur sosial masyarakatnya yang sangat mendukung sekali untuk dijadikan tempat tafaqquh fid din, pun juga kerena faktor sejarah, yang telah memotivasi ditempatkannya fakulas ini di kota Tarim. Sebagaimana yang telah kita ketahui  bersama, bahwa dari kota Tarim inilah, Islam diberbagai belahan dunia, seperti Asia dan Afrika  bisa menyebar dan berkembang dengan pesat, berkat kegigihan dan keikhlasan para tokohnya dalam berdakwah menyebarkan agama Islam.
Fakultas & Masa Perkuliahan: Masa kuliah di universitas al Ahqaff secara umum dapat ditempuh normal selama sepuluh semester  (lima tahun) dan maksimal tujuh tahun, hal ini berlaku untuk fakultas sya’riah wal qonun, fakultas sastra dan fakultas kajian islam. Adapun fakultas tekhnik, fakultas ekonomi, serta fakultas ilmu dan teknologi maksimal delapan tahun.
Waktu Kuliah: Waktu kuliah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum’at, mulai pukul 08.00 WY. sampai pukul 13.00 WY., adapun jadwal mata kuliah, bersifat kondisional sesuai ketentuan pihak fakultas masing-masing,  terkadang fakultas tertentu memasang jadwal kuliah sore hari atau malam hari sesuai kondisi dan dzuruf tertentu.
Bahasa Pengantar Kuliah: Secara umum bahasa pengantar kuliah adalah bahasa arab, tetapi bukan satu-satunya bahasa yang digunakan universitas ini. Dalam ketetapannya, majelis universitas sebagai dewan tertinggi universitas al Ahgaff memperkenankan penggunaan bahasa non Arab pada sebagian mata kuliah selain ilmu agama, sebagian mata kuliah fakultas tertentu menggunakan pengantar bahasa Inggris.
Program Magister & Doktoral: Untuk melengkapi jenjang strata akademisnya, universitas al Ahgaff telah membuka program magister (pasca sarjana/S2) dan program doktoral (S3) dengan konsentrasi Dirosat Islamiyah, bertempat di kota Mukalla. Namun demikian, program ini masih dalam proses penyempurnaan akreditasi oleh Pemerintah Republik Yaman. Semoga Allah Swt. mempermudah tahapan akreditasnya. Amin, Ya Rabbal  `Alamin.
PROFIL FAKULTAS SYARI`AH & QANUN UNIVERSITAS AL AHGAFF
Fakultas: Fakultas syari`ah & qanun adalah fakultas favorit yang dimiliki universitas al Ahgaff yang berkantor pusat di  Mukalla, ibu kota propinsi Hadhramaut  Yaman. Walaupun jarak tempuh dari kantor pusat ke kota Tarim, tempat fakultas ini berada berjarak ± 350 km. namun para pendiri universitas bernomor SK menteri pendidikan Yaman; 05/1994 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Sya`ban 1414 H./08 Pebruari 1994 M. telah bersepakat mendirikan gedung fakultas yang satu ini di lingkungan masyakat yang memiliki karakteristik khusus, kota Tarim. Pilihan Tarim tersebut terkait erat dengan posisi geografisnya yang cukup kondusif untuk mewujudkan tujuan para penggagas fakultas yang  bertempat di kota asal muasal “wali songo” itu.
Tujuan: Fakultas yang mayoritas mahasiswanya berasal dari Indonesia ini, bertujuan memadukan sistem pendidikan salaf, layaknya pondok pesantren di Indonesia yang merupakan ciri khas kota berjuluk “seribu wali” tersebut dengan sistem pendidikan kampus. Upaya tersebut diperkuat dengan proses suiteble (kompromisasi) materi kuliah yang ditetapkan dalam silabus fakultas syari`ah, serta penggunaan metode pengajaran dan selektifitas para dosennya. Secara global, fakultas ini dapat didiskripsikan ke dalam dua orientasi sebagai berikut:
1. Salafis Oriented
· Materi  yang digunakan                          :   Kitab-kitab karangan ulama salaf.
· Target Metode pengajaran                      : Mengupayakan setiap mahasiswa dapat menguasai materi yang diajarkan serta memahaminya secara kalimat per kalimat (tekstual-skriptual, dirosah nashshiyyah).
· Dosen pengajar                                       : Para dosen difakultas ini terdiri dari Masyayikh Tarim dan sekitar, diantara beliau ada yang menjabat sebagai mufti dan sebagian besar merangkap sebagai pengajar di Ribath Tarim.
Materi-materi yang termasuk dalam salafis oriented ini, adalah materi-materi yang harus betul-betul dipahami secara mendetail oleh mahasiswa fakultas syariah, penekanan materi salafi ini bertumpu pada ushul fiqh dan fiqh madzhab Imam Syafi`i radiyallahu anhu. Dosen unggulan yang berhaluan salafis oriented ini adalah Syekh Muhammad bin  Ali al-Khothib, gurunya para guru di Ribath Tarim. diantara keunggulan beliau adalah, ketika ditanya suatu hukum, beliau menjawab secara spontan seraya menyebutkan referensi jawabannya dikitab tertentu, juz sekian, halaman sekian, ketika dicek pada kitab yang beliau sebutkan, jawaban tersebut cocok secara tekstual sebagaimana  yang termaktub, tanpa ada bias dan perbedaan mendasar.
2. Mu`ashirah Oriented
· Materi yang digunakan                           :  Kitab ulama kontemporer (Mu`ashirin).
· Target & Metode pengajaran                  : Dosen hanya menjelaskan kesimpulan suatu judul tertentu yang ada dalam buku, tanpa mengulas secara mendetail kalimat per kalimat.
· Dosen pengajar                                       : Terdiri dari insan akademis strata magister dan doktoral kualifikasi dalam dan luar negeri.
Materi-materi yang termasuk dalam mu`ashirah oriented ini, adalah materi skunder yang bersifat pengenalan atau sebagai materi penyempurna wawasan keilmuan yang termasuk kategori salafis oriented, seperti: Tafsir Ayat Ahkam, Hadits Ahkam, Fiqh Lintas Madzhab (Muqoron), Maqashid Syari`ah, Iqtishad Islami (Perekonomian Islam) dan Qanun Yamani (undang-undang negara Yaman). Universitas al Ahgaff yang kini dipimpin al`Allamah al Mufakkir al Islami Prof. Dr. Habib Abdullah Baharun, alumni Universitas al Azhar, Mesir dan Universitas Antar Bangsa, Malaysia itu, mempercayakan kepemimpinan fakultas syariah dan qanunnya kepada Dr. Muhammad Abdul Qadir al Idrus sebagai Amid Kuliyah Syari`ah (Dekan Fakultas Syari`ah), Doktor muda alumni Universitas Baghdad Irak yang sempat menjadi Na`ib Amid itu, adalah putra asli kelahiran kota Tarim.
DAFTAR DOSEN TETAP FAKULTAS SYARI`AH & QANUN
1. Dr. Muhammad Abdul Qadir al Aidrus, MA.
2. Dr.Izzuddin
3. Syaikh Muhammad bin Bashri Assegaf
4. Syaikh Muhammad Ali Baaudhan
5. Dr. Amjad Rosyid al Maqdisi
6. Syaikh Muhammad Ali al Khotib
7. Syaikh Ahmad bin Salim bin `Aqil
8. Dr. Abdullah bin Muhammad bin Syihab
9. Syaikh Alwi Abdul Qadir al Aidrus, MA.
10. Syaikh Abdullah Abdul Qadir al Aidrus, MA.
11. Syaikh Abdurrahman Thoha al Habsy, MA.
KOMPOSISI MATA KULIAH FAKULTAS SYARI`AH & QANUN
Secara umum mata kuliah fakultas ini terdiri dari materi keagamaan dan disiplin ilmu-ilmu hukum ketata-negaraan yang berlaku dan diterapkan di Republik Yaman, namun perimbangan prosestasenya kurang signifikan. Berikut ini diantara disiplin ilmu syari’ah yang menjadi mata kuliah di fakultas ini adalah: Fiqh Madzhabi, Fiqh Perbandingan Madzhab, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri’, Ahwal Syahsiyyah, Ulumul Qur’an, Maqashid Syari’ah, Ayat Ahkam, Hadist Ahkam, Nahwu, Lughat Arabiah, Mantiq, Balaghah dan lain sebagainya. Sementar kajian fan hukum ketata-negaraan yang memiliki substansi syariat adalah: Madkhal Qanun, Qanun Madany, Qanun Uqubat, Qanun Iltizamat, Qanun Dustury, Qanun Dauly, Qanun Murafa’at dan lain sebagainya. Selain itu, fakultas ini juga mengakomodir beberapa disiplin ilmu yang erat hubungannya dengan keilmuan yang telah disebutkan, diantaranya: Iqtishod Islami (ekonomi islam), al Uqud al Musamma, al Maliyyah al Ammah dan Ilmu Ushul Bahats.
DAFTAR SILABUS (MUQARRAR) PER SEMESTER
FAKULTAS SYARI`AH & QANUN
· Semester I.
Ru’us Masa’il (Yaqut al Nafis, Ibadat dan Mu’amalat), Nahwu (Mutammimah), Aqidah (Durus Tauhid), Qur’an (Syafawi Qira’at Abi a`Amar riwayat Duriy) Ilmu Mantiq (Idhahul Mubham), Lughah Arabiyah (Imla’ dan Tarqim), Madkhal Qanun Yamani (Pengantar Dasar Perundang-undangan Yaman), Tarikh Tasyri’ (karya, Dr. Ali Thaha Rayyan).
· Semester II.
Ru’us Masa’il (Yaqut al Nafis, Munakahat dan Jinayat), Fiqih Madzhabi (Minhaj al Thalibin, Ibadat), Nahwu (Syarh Ibnu Aqil), Qur’an dan Tajwid, Ulum Qur’an (Mabahits fii Ulum Qur’an karya Manna’ al Qatthan), Musthalah Hadits ( Attaqrib,  karya Imam Nawawi).
· Semester III.
Fiqih Madzhabi (Minhaaj al Thalibin, Mu’amalat), Usul Fiqih (Madkhal fii Usul Fiqh, karya Abdullah Aslam al Syinqithi), Nahwu (Syarh Ibnu Aqil, bab Ibtida’), Qur’an dan Ulum Qira’at (Raudhah al Jannat fii Ulum al Qira’at), Fiqih Sirah Nabawi (karya, Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al Buthi)
· Semester IV.
Fiqih Madzhabi (Minhaaj al Thalibin, Munakahat), Usul Fiqih (Lubbul Usul, Muqaddimah), Nahu (Syarh Ibnu Aqil, Maf’uul Bihi), Ayat Ahkam (Ayat al Ahkam, karya al Sayis), Ahadits Ahkam (Subulus Salam, karya Shan`ani Syarh Bulughul Maraam), Qanun pidana (Syarh Qanuun  al Jara’im wa al Uqubaat).
· Semester V
Fiqih madzhabi (Minhaaj al Thalibin, Jinayat), Usul Fiqih (Lubbul Ushul, kitab awal), Faraidh (Takmilah Zubdah al Hadits fii Fiqh al Mawaarits), Nahwu (Syarh Ibnu Aqil, Shifat Musyabbahah bil Fi’li), Ayat Ahkam (Ayat al Ahkam, surat Ali Imran), Ahadits Ahkam (Subulus Salam, kitab Syarat Shalat).
· Semester VI.
Fiqih Muqaran (karya dosen), Usul Fiqih (Lubbul Usul, bab al-Am), Nahu (Syarh Ibnu Aqil, bab Nun Taukid), Ayat Ahkam (Ayat al Ahkam), Ahadits Ahkam (Subulus Salam, bab Jum’at), Qanun Iltizamat.
· Semester VII
Fiqih Muqaran, Usul Fiqih (Lubbul Usul, bab Qiyas), Nahwu dan Sharaf (Syarh Ibnu Aqil), Ayat Ahkam, Ahadits Ahkam, Qanun Maliah, Haasuub, Usul Bahst.
· Semester VIII-X
Balagah (karya dosen), Qawa’id Fiqhiyah (karya dosen), Maqasid Syari`ah (karya dosen), Ahwal Syahsiyah, Uquud Musammah, Qanun Murafa’at, Qanun Dustur, Nidzam Siyaasi, Ekonomi Islam (al Nidzam fii al Iqtishad al Islami). Bahst Takharruj (Skripsi), Hifdz Qur`an 10 Juz.
Keterangan: Daftar silabus ini, bukan ketentuan pasti, tetapi hanya sebagai acuan awal sebagaimana yang telah digunakan fakultas ini dalam proses perkuliah selama beberapa tahun sebelumnya. Dalam setiap semester sangat mungkin adanya perubahan penempatan, penambahan atau pengurangan mata kuliah tertentu.

fakultas - fakultas universitas al azhar mesir

Berkiut daftar fakultas-fakultas di Universitas Al-Azhar Mesir. Untuk membantu teman-teman yang hendak melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar Mesir. Semoga bermanfaat.

* Fakultas-fakultas Agama Universitas Al-Azhar Mesir:

1. Fakultas Syari’ah wa al-Qonun (Gelar License).
Penjurusan dimulai pada tingkat I:
Jurusan Syari’ah Islamiyah.
Jurusan Syari’ah wa al-Qonun, ditempuh lima tahun.

2. Fakultas Ushuluddin (Gelar License).
Penjurusan dimulai pada tingkat III:
Jurusan Tafsir dan Ulumu Al-Qur’an.
Jurusan Hadits dan Ulumu al-Hadits.
Jurusan Aqidah dan Filsafat.
Jurusan Dakwah dan Tsaqafah Islamiyah.

3. Fakultas Lughah al-‘Arabiyah (Gelar License).
Penjurusan dimulai pada tingkat I:
Jurusan Lughah ‘Arabiyah dan Adab.
Jurusan Tarikh wa al-Hadharah.
Jurusan Shahfahwa al-I’lam.

4. Fakultas Dirasat Islamiyah wa al-‘Arabiyah (Gelar License).

5. Fakultas Dakwah Islamiyah (Gelar License).

6. Fakultas Al-Qur’an dan Qiraat (Gelar License).


* Fakultas-fakultas Umum Putra Universitas Al-Azhar Mesir:

1. Fakultas Perdagangan (Gelar Bachelor).
Penjurusan dimulai pada tingkat III:
Jurusan A’mal wa Muhasabah (Management).
Ihsha’ (Akutansi).

2. Fakultas Farmasi (Gelar Bachelor).

3. Fakultas Kedokteran Gigi (Gelar Bachelor).
Diawali satu tahun masa persiapan sebelum kuliah dan satu tahun masa praktek setelah kuliah.

4. Fakultas Pertanian (Gelar Bachelor).
Penjurusan dimulai pada tingkat III:
Jurusan Umum.
Jurusan Pembasmi Hama.
Jurusan Persusuan.
Jurusan Ekonomi Pertanian.
Jurusan Perkebunan.
Jurusan Produksi Hewan.
Jurusan Pengadaan Pangan.
Jurusan Pertenaian Genetika Serangga Produktif.
Jurusan Agronomi.
Jurusan Agrologi.
Jurusan Teknik Pertanian.
Jurusan Produksi Pertanian.
Jurusan Penyakit Tumbuh-tumbuhan.
Jurusan Hewan Pertanian dan Nematoda.
Jurusan Produksi Ikan.

5. Fakultas Teknik (Gelar Bachelor).
Penjurusan dimulai pada tingkat I:
Jurusan Teknik Sipil.
Jurusan Teknik Rancang Bangun.
Jurusan Teknik Mesin.
Jurusan Sistem Teknik dan Akutansi.
Jurusan Teknik Pertambangan dan Perminyakan.
Jurusan Teknik Elektro.

6. Fakultas Bahasa dan Terjemah (Gelar Bachelor).
Penjurusan dimulai pada tingkat I:
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.
Jurusan Bahasa dan Sastra Spanyaol.
Jurusan Bahasa dan Sastra Ibrani.
Jurusan Bahasa dan Sastra Turki.
Jurusan Bahasa dan Sastra Prancis.
Jurusan Bahasa dan Sastra Jerman.
Jurusan Bahasa dan Sastra Parsi.
Jurusan Bahasa dan Sastra Afrika.
Jurusan Bahasa Urdu.
Jurusan Bahasa Eropa Lama.
Jurusan Bahasa Cina.
Jurusan Terjemah Bahasa Inggris.
Jurusan Studi Islam dengan Bahasa Inggris.
Jurusan Studi Islam dengan Bahasa Jerman.
Jurusan Studi Islam dengan Bahasa Prancis.

7. Fakultas Sains (Gelar Bachelor).
Penjurusan dimulai pada tingkat I:
Jurusan Fisika.
Jurusan Kimia.
Jurusan Biologi.
Jurusan Botani.
Jurusan Mikrobiologi.
Jurusan Zoologi.
Jurusan Matematika.
Jurusan Fisiologi.

8. Fakultas Pendidikan (Gelar License).
Penjurusan dimulai pada tingkat I:
Jurusan Studi Islam.
Jurusan Studi Arab.
Jurusan Studi Inggris.
Jurusan Geografi.
Jurusan Sejarah.
Jurusan Perpustakaan.
Jurusan Informasi dan Teknologi Pendidikan.
Jurusan Bidang Penyuluhan dan Kemasyarakatan.


* Fakultas-fakultas Umum Putri Universitas Al-Azhar Mesir:

1. Fakultas Study Kemanusiaan.
Memiliki beberapa bidang (syu’bah) sbb:
Bidang Humaniora (Gelar License).
Jurusan Psikologi
Jurusan Sosiologi Sejarah
Jurusan Geografi
Bidang Bahasa Eropa dan Terjemahan (Gelar License).
Jurusan Bahasa Inggris dan Terjemah
Jurusan Bahasa Prancis dan Terjemah
Bidang Bahasa Timur (Gelar License).
Jurusan Bahasa Parsi dan Ibrani
Bidang Tarbiyah (Gelar License).
Jurusan Adab dan Tarbiyah
Bidang Manuskrip, Perpustakaan dan Informasi (Gelar License).

2. Fakultas Perdagangan (Gelar Bachelor).
Penjurusan dimulai pada tingkat III:
Idarah A’mal wa Muhasabah (Management).
Ihsha’ (Akutansi).
Iqtishad (Ekonomi).

3. Fakultas Kedokteran (Gelar Bachelor).

4. Fakultas Farmasi (Gelar Bachelor).

5. Fakultas Sains (Gelar Bachelor).
Penjurusan dimulai pada tingkat I:
Jurusan Fisika.
Jurusan Kimia.
Jurusan Botani.
Jurusan Zoologi.
Jurusan Matematika.

budaya jawa

Kebudayaan Jawa
a.Sistem Religi dan kepercayaan
Agama Islam adalah agama mayoritas masyarakat Jawa selain Katolik, Kristen, Hindu dan Budha serta aliran kepercayaan.
Dalam masyarakat Jawa tidak semua orang melakukan ibadahnya sesuai criteria Islam. Di pedesaan kita temukan adanya dua golongan Islam yaitu :
•Golongan Islam Santri
•Golongan Islam Kejawen, percaya kepada ajaran Islam tetapi tidak secara patuh menjalankan rukun Islam.

Bagi orang Jawa upacara keagamaan berkaitan dengan selamatan :
1.Berkaitan dengan lingkaran hidup seperti kelahiran, potong rambut pertama, tingkeban (7 bulan kehamilan), perkawinan, kematian, khitan, tedhak siti.
2.Berkaitan dengan hari/bulan besar Islam
3.Berkaitan dengan kehidupan desa seperti bersih desa, masa tanam,
4.Berkaitan dengan kematian seseorang, surtanah/geblak, telung dino, mitung dino, matang puluh, nyatus, mendhak sepisan, dll

b.Sistem kekerabatan
Prinsip kekerabatan berdasarkan bilateral/parental yaitu menarik garis keturunan dari dua belah pihak ayah dan ibu. Pada masyarakat Jawa perkawinan yang dilarang adalah perkawinan panjer lanang yaitu saudara sepupu. Pola menetap setelah perkawinan bebas memilih tempat (uxorilokal-wanita, utrolokal-pria, neolokal-baru, avunkulokal-saudara ibu laki-laki)

c.Sistem kesenian
1.Seni Bangunan : rumah adat Joglo yang terdiri dari:
•Dalem yaitu ruang utama tempat tinggal keluarga
•Pringgitan tempat pertunjukan wayang
•Pendopo tempat menerima tamu dan upacara adat
2.Seni Tari :tarian terkenal Reog Ponorogo, Tayub, Srimpi, Gambyong, Wayang (Orang, kulit, beber) diiringan gamelan dan pesinden.
3.Seni Kerajinan : kain batik tulis(Pekalongan, Surakarta, Yogyakarta), ukiran Jepara

d.Sistem politik
Secara administratif suatu desa di Jawa disebut kelurahan yang dipimpin lurah/begel/petinggi/glondrong. Dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh pamong desa yang mempunyai dua tugas yaitu tugas kesejahteraan dantugas kepolisian untuk keamanan dan ketertiban desa.
•Carik pembantu umum dan penulis desa
•Ulu-ulu/jagatirta mengatur irigasi
•Jagabaya menjaga keamanan desa
•Kebayanpesuruh/kurir dari lurah ke rakyat
•Modin kesejahteraan rakyat

NAHDLATUL 'ULAMA

Para pendiri NU yang diorganisir oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, KH. A. Wahab Chasbullah, KH. Bisri Syansuri, KH. Kholil Bangkalan, dan ulama nusantara lainnya ternyata telah berpikir begitu maju melampaui masa mereka sendiri. Di mana gagasan utama manhaj pengorganisasian NU yang mereka dirikan ditetapkan berhaluan Islam keagamaan Ahl as-Sunnah wa al-Ja­ma­ah (Aswaja).

Nahdlatul Ulama (NU) sejak berdirinya merupakan organisasi sosial ke­agamaan yang tidak pernah lepas dari corak keagamaan Aswaja atau Sunni. Organisasi ini secara tegas memproklamirkan dirinya se­­ba­gai penganut setia paham keagamaan Aswaja sebagai pola kehidupannya. Apalagi jika ditelusuri lebih jauh, para penggagas berdirinya or­­ga­­ni­sasi ini memiliki jaringan mata rantai yang kuat dengan para ulama Hara­main pada masa kekuasaan Turki Utsmani yang notabene berhaluan Sunni.

Aswaja pada hakikatnya adalah ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Oleh karena itu sesungguhnya secara embrional Aswaja sudah muncul sejak Islam itu sendiri. Menurut terminologi ini, sebenarnya penganut paham Sunni tidak hanya NU saja, melainkan hampir semua umat Islam. Namun demikian, Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari menggariskan batasan terminologi Aswaja sebagaimana tertulis dalam Qanun Asasi sebagai pengikut salah satu dari empat imam mazhab fikih, yaitu Hanafi, Maliki, Hambali dan Syafi’i.

Ajaran Aswaja yang dikembangkan oleh NU berporos pada tiga ajaran pokok, yaitu dalam bidang ‘aqidah mengikuti Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi, dalam bidang fikih mengikuti salah satu mazhab fikih yang empat dan dalam bidang tasawuf mengikuti Abu Hamid al-Ghazali dan al-Juwaini. Hal ini tentu berbeda dengan kelompok Islam modernis yang tidak membenarkan segala bentuk tarekat yang mengajarkan asketisme dan pengulangan bacaan-bacaan dzikir. Sebaliknya, para kiyai menganggap bahwa praktek-praktek tarekat merupakan salah satu inti ajaran dan praktek ritual dalam Islam.

Formulasi pemahaman keagamaan Aswaja sebagaimana yang dikembangkan NU menyangkut tiga bidang, yaitu Aqidah, Fikih dan Tasawuf, mengidealkan pada kerangka pemahaman keagamaan yang komprehensif. Ketiganya merupakan satu kesatuan sistem ajaran yang integral dan saling mengisi.



Fikrah Nahdliyyah
Paradigma keagamaan Ahl as-Sunnah wa al-Ja­ma­ah yang dianut oleh NU ini dirumuskan para ulama ke dalam fikrah nahdliyyah (landasan berpikir) berikut:  moderat (mutawassith), adil (i’tidal), seimbang (tawazun), musyawarah (tasyawur), dan toleransi (tasamuh) dan sebagainya. Istilah-istilah ini begitu Qurani dan berangkat dari nilai-nilai kehidupan Islam yang begitu mulia serta sangat relevan dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan beragama sepanjang sejarah. Sebab, di dalamnya mengandung genuine Islam yang rahmatan lil ’alamin (berlaku universal).

Mutawassith (tawassuth) atau garis tengah adalah cara membawakan atau menampilkan agama yang kontekstual, sedangkan i’tidal adalah menyangkut kebenaran kognitifnya. Jadi tawassuth dan i’tidal merupakan pengertian terhadap Islam yang tepat dan benar, kemudian dibawakan atau ditampilkan di tengah-tengah masyarakat dengan metodologi yang tepat pula. Dengan kata lain tawassuth dan i’tidal sebagai suatu sikap yang mengambil posisi di tengah, tetapi jalannya lurus.

Dalam implementasinya di tengah-tengah masyarakat NU menggunakan tiga pendekatan: Pertama, Fikih Ahkam, dalam rangka menentukan hukum fikih dan ini berlaku bagi umat yang sudah siap melakukan hukum positif Islam (umat ijabah). Jadi, ini untuk mereka yang sudah mapan keislamannya. Kedua fikih dakwah, dalam rangka mengembangkan agama di kalangan masyarakat luas yang masih awam terhadap Islam. Pengembangannya lewat bimbingan dan pembinaan (guidance and counceling) secara terus menerus. Pendekatan dakwah ini, untuk memperbaiki orang dari kejelekannya. Ketiga, fikih siyasah, bagaimana membawakan hubungan agama dengan politik, dan kekuasaan negara serta hubungan internasional. Pendekatan politik ini, adalah cara menerapkan Islam sebaik-baiknya dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan sehingga tidak menimbulkan kontradiksi yang tidak diperlukan.

Menegakkan ta’adul dalam Islam adalah suatu kewajiban dalam seluruh tingkat dan aspek kehidupannya. Prinsip ini mengandung makna ketidakberpihakan yang berat sebelah atau melakukan perbedaan yang inkontitusional menurut hukum yang berlaku. Keadilan juga merupakan keselarasan sikap antara pandangan dan kenyataan.

Tawazun atau keseimbangan menyiratkan sikap dan gerakan moderasi. Sikap tengah ini mempunyai komitmen kepada masalah keadilan, kemanusiaan dan persamaan dan bukan berarti tidak mempunyai pendapat. Artinya sikap NU tegas, tetapi tidak keras – sebab senantiasa berpihak kepada keadilan, hanya saja berpihaknya diatur agar tidak merugikan yang lain. Tawazun merupakan suatu bentuk pandangan yang melakukan sesuatu secukupnya, tidak berlebihan dan juga tidak kurang, tidak ekstrim dan tidak liberal.

Musyawarah (tasyawur) dan toleransi (tasamuh) adalah bagian dari nilai etika sosial Islami. Umat Islam harus menampilkan wajah damai dan mewadahi upaya pencarian solusi terhadap seluruh persoalan yang dihadapi masyarakat, negara dan agama. Ini adalah gerakan moral yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan yang majemuk.

Musyawarah dalam Islam tidak hanya dinilai sebagai prosedur pengambilan keputusan yang direkomendasikan, tetapi juga merupakan tugas keagamaan (wa syawirhum fi al-amr: Ali Imran ayat 159). Dengan bermusyawarah akan tercipta kehidupan demokratis, terbuka dan menganggap orang lain dapat memberikan alternatif dalam memutuskan persoalan yang dihadapi sehingga terjalin kehidupan yang dinamis.

Dengan tasamuh umat Islam diharapkan dapat berpikir dan bersikap tidak melakukan diskriminasi atas dasar perbedaan suku bangsa, harta kekayaan, status sosial, dan atribut-atribut keduniaan lainnya. Itulah sebabnya Islam mencabut akar-akar fanatisme Jahiliyah yang saling berbangga diri dengan agama (keyakinan), keturunan, dan ras.

Melalui prinsip-prinsip tersebut, NU selalu mengambil posisi sikap akomodatif, toleran dan menghindari sikap ekstrim dalam berhadapan dengan spektrum budaya apapun. Sebab paradigma Aswaja di sini mencerminkan sikap NU yang selalu dikalkulasikan atas dasar pertimbangan hukum yang bermuara pada aspek mashlahah dan mafsadah. Inilah nilai-nilai yang melekat di tubuh NU yang menjadi penilaian dan pencitraan Islam rahmatan lil ‘alamin di mata dunia.



Tantangan Nahdliyyin di Sumut
Seperti diketahui, sejak agama Islam masuk ke Sumatera Utara sampai awal abad ke-21 dewasa ini, umat Islam di daerah ini hanya mengenal paham Ahlu Sunnah wa al-Jamaah dengan corak pemahaman keagamaan tradisional. Corak pemahaman Umat Islam sangat akrab dengan pengajaran sifat dua puluh (konsep tauhid Abu Hasan Al-Asy’ari), beribadah dengan mengikuti mazhab besar Islam (Imam Syafi`i), serta mengamalkan tasawuf (tariqat mu’tabarah). Sampai sekarang umat Islam Sumatera Utara yang disebut “kaum tua” ini masih merupakan mayoritas menganut paham Aswaja.

Namun sejak awal abad 20 pengikut Aswaja mulai digugat oleh kelompok sempalan. Aqidah dan pengamalan mereka diklaim tidak lurus, seolah sarat kesyirikan dan bid’ah, sangat tradisional, tidak peduli perkembangan sains dan teknologi, buta politik, tidak memiliki gairah memajukan dunia, dan banyak lagi tuduhan negatif lainnya.

Pada di sisi lain pengikut Aswaja juga banyak mengalami persoalan internal. Sebagian besar mereka tidak paham doktrin Aswaja, mereka hanya sebagai pewaris kultur Aswaja tanpa disertai pengetahuan yang memadai. Basis organisasi dan politik pengikut Aswaja ini juga tidak kukuh, karena tidak memiliki pemimpin kharismatik dan tidak dikelola dengan manejemen yang rapi. Mayoritas pengikut Aswaja -- yang mayoritas tinggal di pedesaan -- juga berada pada garis kemiskinan, tidak memiliki akses yang memadai pada sumber-sumber ekonomi dsb.

Sepertinya, pengikut Aswaja di daerah Sumut ini tidak berdaya dan tidak memiliki daya tawar untuk melawan arus ideologi, faham keagamaan, dan gerakan politik yang terus menyebar agitasi. Karena ketidakberdayaan itu, mereka seolah bungkam seribu bahasa; pengikut Aswaja menjadi silent majority yang suaranya nyaris tidak terdengar, dan aspirasinya lenyap di tengah hiruk-pikuk modernisasi; mereka ditinggalkan setelah kelompok-kelompok kepentingan mendapatkan apa yang dicita-citakannya.

Maka di usia NU yang ke-85 ini NU harus berbenah diri dan kembali ke Khittah tahun 1926 untuk berkhidmat kepada umat dan bangsa melalui tradisi ulama dan pesantren. Lahan garapan NU sejauh ini sudah sangat jelas, para ustadz pesantren, guru madrasah, pemberdayaan masjid dan lainnya. Program yang disusun hendaknya selalu merujuk kepada kebutuhan warga NU dan masyarakat dengan membangun sinergi bersama lembaga dan banom di dalam NU.

Selama ini ada kesan bahwa NU bukan lagi organisasinya anggota, tetapi organisasi para pengurus. Anggapan itu terjadi karena banyak fungsionaris organisasi yang tidak berkhidmat pada umat, tetapi hanya menggunakan organisasi untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Kalaupun ada perilaku sejumlah orang yang seperti itu tetapi kehadiran NU sebagai organisasi milik warga, milik umat tidak bisa dipungkiri. Bisa kita saksikan setiap menjelang ada kegiatan besar, baik Harlah, Munas Alim Ulama apalagi Muktamar, hampir seluruh warga nahdliyin baik yang pengurus, para ulama, para warga biasa hingga para simpatisannya berpikir keras, bersuara pentingnya perbaikan dan penataan NU untuk mengantisipasi masa depan yang lebih baik.

Biasanya setahun menjelang muktamar berbagai pemikiran ke-NU-an telah bermunculan, baik melalui diskusi-diskusi, seminar hingga lokakarya, hal itu terjadi di semua tingkatan, mulai anak cabang di kecamatan, di level cabang, wilayah hingga pengurus besar. Semuanya peduli terhadap masa depan NU, mereka berpikir dan bertindak tanpa disuruh dan tentu saja tidak bisa dilarang, tetapi semuanya sepakat untuk tetap mempertahankan kebesaran NU. Semuanya itu menunjukkan bahwa komitmen warga NU terhadap NU masih sangat besar. Memang perkembangan ini sempat menggusarkan beberapa pengurus NU, tetapi perkembangan ini sebenarnya sangat positif untuk mengukur komitmen mereka pada organisasi ini.


Harapan di  Usia 85 Tahun
Pada dasarnya muhasabah Nahdliyyin tahun 2011 ini meliputi tiga hal besar yaitu: Pertama, menegaskan NU sebagai organisasi pembela Aswaja, sebagai sebuah madzhab Islam yang luas dan moderat, yang telah berkelindan dengan nilai kenusantaraan, sehingga memiliki akar dengan tradisi dan budaya setempat. Hal itu yang membuat agama ini diterima sebagai warisan bukan sebagai cangkokan.

Kedua, karena Islam Aswaja memiliki akar kultural maka dengan sendirinya memiliki spirit kebangsaan yang sangat kuat, sehingga keduanya susah dipisahkan. Karena itu, ketiga, membenahi NU itu sama dengan membenahi negara dan bangsa ini secara keseluruhan, apalagi sebagian besar warga negara Indonesia adalah warga NU.

Dengan posisi sosial seperti itu maka wajar kalau NU selalu menjadi pemikiran dan perbincangan warganya maupun pihak lain, karena NU memiliki kekuatan yang nyata dalam kehidupan bangsa ini. Hanya saja belakangan ini, ketika sistem politik liberal diterapkan, yang berakibat memudarkan seluruh ikatan sosial dan tata nilai yang selama ini berkembang membuat semua organisasi dan institusi sosial yang ada mengalami kepudaran, termasuk NU. Mengingat adanya kondisi seperti itu kalangan NU tidak berhenti mengingatkan akan bahaya tersebut, yang akan menggerogoti komitmen keislaman dan ke-NU-an termasuk komitmen kebangsaan.

Semuanya ini telah terjadi karena itu kalangan ulama dan intelektual terus-menerus mengingatkan bahaya ini, tidak hanya untuk menyelamatkan NU tetapi juga untuk menyelamatkan eksistensi bangsa Indonesia. Bila bangsa ini kehilangan karakter, maka akan kehilangan identitas, bila telah kehilangan identitas, maka akan kehilangan kedaulatan, kekuasaan dan kesejahteraan, sebab semuanya akan direbut oleh kekuatan lain  yang memang ingin menjajah kembali negeri ini baik secara mental maupun secara politik.

Selasa, 29 Maret 2011

Sejarah Peradaban Islam di Andalusia Spanyol


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL’’.
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kekurangan. Karena kekurangan dan keterbatasan data dan pengetahuan yang kami peroleh. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang terlibat dalam peroses pembuatan makalah demi kesempurnaan makalah ini.


Malang, 17 Oktober 2010

Penyusun
















PERADABAN ISLAM  DI ANDALUSIA SPANYOL
PENDAHULUAN
              Di awal abad ke-7 masehi ketika nabi Muhammad SAW, memulai  misinya di negeri Arab, seluruh pantai laut tengah merupakan bagian dari dunia masyarakat Kristen sepanjang Eropa, Asia dan pantai Afrika Utara ditinggali penduduk yang beragama Kristen dan berbagai sekte. Hanya dua agama lain di Romawi – Yunani yakni Yahudi dan Manichaeisme yang bertahan dan dianut oleh sebagian kecil penduduk di sana.
              Setelah berakhirnya periode klasik, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Keterbangkitan itu bukan terlihat dari bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kemajuan Islam  dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya kemajuan Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol.
              Sejarah telah mencatat bahwa peradaban Islam pernah mencapai puncak kejayaannya berkat adanya ketekunan pemeluk Islam dalam mencari dan menyebarkan ilmu pengetahuan.hal tersebut karna adanya dorongan yang kuat dari ajaran Islam itu sendiri.Yang dapat membuat pemeluknya lebih giat dalam menggali dan menemukan sesuatu yang baru dan berguna bagi umat manusia.
A.  MASUKNYA ISLAM DI SPANYOL
              Semenanjung  lberia di Eropa, yang meliputi daerah Spanyol dan Purtugal sekarang ini, menjorok keselatan ujungnya hanya dipisahkan dengan selat sempit  dengan ujung benua Afrika. Bangsa grik tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan diseberang selat sempit itu sepanjang kenyatan memisahkan lautan tengah dengan lautan Atlantik.
              Semenanjung Liberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visigoths pada tahun 500 M, didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaannya dan cara menyembunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangang menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia sejarah bangsa Vandals tidak banyak di ketahui karena sebelam mereka sempat berbuat banyak, pada permulaan abad ke- VI datanglah bangsa Ghotia Barat merebut negeri itu dan mengusir bangsa Vandalusia ke Afrika. Pada permulaan berdirinya kerajaan Gothia di Spanyol merupakan kerajaan yang sangat kuat, tetapi pada akhir pemerintahan menjadi lemah dengan berdirinya wilayah sebagai akibat adanya perpecahan dalam pemerintahan, disamping itu pejabat wilayah kerajaan banyak yang hidup dalam kemewanhan, sementara rakyat hidup dalam kemelaratan karena banyak beratnya pajak yang harus mereka bayar. Hal tersebut yang mengeluh dengan keadaan itu, suasana yang demikian bertambah panas, ketika pejabat Gothia barat memaksa penduduk yang beragama Yahudi agar masuk agama Nasrani. Orang-orang Yahudi di kejar-kejar untuk mencari keselamtan dirinya,banyak yang masuk agama Nasrani, walaupun dengan keadaan terpaksa. Dikarenakan tidak mempunyai kekuatan untuk melawan, maka mereka hanya berdiam diri walaupun merasa menderita dengan perlakuan tersebut. Namun dalam hati mereka selalu mengharapkan suatu waktu dapat melepaskan diri dari penguasa-penguasa itu.
B.  PERKEMBANGAN  ISLAM  DI SPANYOL
              Sejak pertama kali Islam menginjak kaki Islam di tanah Spanyol hingga masa jatuhnya, islam memainkan perannya sangat besar. Islam di spanyol telah berkuasa selama tujuh setengah abad. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di negeri Spanyol dapat dibagi dalam enam periode.
1.         PERIODE  PERTAMA (711-775 M)
              Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh para Kholifah. Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,berbagai ganguan masih banyak terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
              Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elite penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antara Kholifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun ganguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal didaerah pegunungan.
2.         PERIODE  KEDUA (755-715 M)
              Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan Kholifah Abbsiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan di beri gelar Abdurrahaman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan Bani Abbasiyah berhasil menaklukan Bani Ummayyah di Damaskus. Selanjutnya Ad-Dakhil berhasil mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol.
              Saat periode ini, Umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman Ad-Dakhil  mendirikan masjid Cardova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.
3.         PERIODE KETIGA  (912-1013 M)
              Pada periode ini berlansung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir ‘’ sampai munculnya ‘’raja-raja kelompok’’. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa  dengan gelar Khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyangi Daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir  mendirikan Universitas Cardova. Perpustakaanya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini,masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
4.         PERIODE KEEMPAT (1013-1086 M)
              Pada masa ini Spanyol sudah terpecah menjadi beberapa Negara kecil yang berpusat di Negara tertentu.  Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cardova, Toledo dan sebagainya. Pada periode ini umat Islam  di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walaupun demikian, kehidupan Intelektual terus berkembang pada periode ini. istana-istana mendorong para sarajana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke  istana yang lain.
5.         PERIODE KE - LIMA (1086-1248 M)
              Pada periode ini miskipun Spanyol Islam masih terpecah dalam beberapa Negara tetapi terdapat suatu kekuatan yang Dominan yakni Dinasti Murabithun (1086-1143 M)dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M) Dinasti Murabitun  pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang di dirikan oleh Yusuf bin Tasyafin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Dan akhirnya dapat memasuki Spanyol dan menguasainya. Dalam perkembangan selanjutnya, pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol di pimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat di kuasai kaum Kristen. tahun 1238 M Cardova jatuh ketangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M. hamper seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa Islam.
6.         PERIODE KE - ENAM (1248-1492 M )
              Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengambil kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa diwilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang pada ayahnya karena menunjuk anak yang lain dan digantikan oleh Muhammad bin Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada  Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta Ferdinan dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan,dan akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangang-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya kalah. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di wilayah ini.Walaupun Islam  telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.
C.  KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL
              Kemajuan Islam di spanyol sangat menonjol di berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabakan kebangkitan Eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam hal ini bangunan fisik atau arsitektur, maupun bidang-bidang lainnya. Puncak kemajuan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi peradaban Eropa :
1.       Kemajuan intelektual
A.  Filsafat
              Perkembangan filsafat di Andalusia di mulai sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip Yunani telah di teliti dan diterjemahakan ke dalam bahasa arab. Pada masa khalifah Abbasiyah, Al-Mansur (754-755 M) telah di mulai aktivitas penerjemahan hingga masa Khalifah Al-Makmun (813-833 M). Pada masanya banyak filsafat karya Aristoteles yang diterjemahkan.
              Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin As-Sayigh yang di kenal dengan Ibnu Bajjah. Masalah yang dikemukakannya bersipat etis dan eskatologis. Magnum upusnya adalah tadbir al-mutawahhid. Tokoh utama adalah abu Bakr bin Thufail,  tokoh filsafat Islam Spanyol yang lainnya adalah Ibnu Rusyd yang Eropa dikenal dengan Averros dari dari Cordova (1126-1198 M), pengikut aliran Aristoteles. Disamping sebagai tokoh filsafat, ia juga dikenal sebagai ulama Fiqh penulis bidayat al-mujtahid. Averros juga menuli buku kedokteran Al-Kulliyah fi Ath-Thib.
B.  Sains
              Sains yang terdiri dari ilmu-ilmu kedokteran, Fisika, Matematika, Astronomi, Kimia, Botani, Zoologi, Geologi, Ilmu Obat-obatan, juga berkembang dengan baik. Dalam bidang Sejarah dan Geografi, wilayah Islam bagian barat banyak melahirkan pemikir terkenal. Beberapa tokoh sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas bin Farnas, Ibrahin bin Yahya An-Naqqosh, Ibnu Safar, Albitruji. Dalam bidang obat-obatan, antara lain Ahmad bin Iyas dari Cordova, Ibnu Juljul, Ibnu Hazm, Ibnu Abdulrahman bin Syuhaid. Adapun dibidang kedokteran, yaitu Ummul Hasan binti Abu Ja’far, seorang tokoh dokter wanita. Dalam bidang Geografi, yaitu Ibnu Jubbar dari Valencia (1145-1128 M), Ibnu Batuthah dari Tangier  (1304-1377 M) pengeliling dunia sampai samudra pasai (sumatra ) dan Cina. Sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah, penulis buku muqoddimah.
C.  Bahasa dan sastra
              Pada masa Islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa arab, diantaranya: Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik, pengarang alfiyah (tata bahasa arab), Ibnu Khuruf, Ibnu Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan bin Usfur dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.
Dalam bidang sastra banyak bermunculan, Al-Aqd-Alfarid karya ibnu Abdurabbih, Adz-Dzakirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah karya ibnu bassam, kitab al-qalaid karya Al-fath bin Khaqah, dan lain-lain.
D.  Musik dan kesenian
              Musik dan kesenian pada masa Islam di spanyol sangat mashur. Musik dan seni banyak memperoleh apresiasi dari para tokoh penguasa istana. Tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar Zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai  pencipta lagu-lagu.

2.       Bidang keilmuan keagamaan
A.  Tafsir
              Salah satu mufasir yang terkenal dari Andalusia adalah Al-Qurtubi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Far Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi (wafat 1273 M). Adapun karyanya dalam bidang Tafsir adalah Al-Jami’uli Ahkam Alquran, kitab Tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.
B.  Fiqh
              Dalam bidang Fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab maliki. Adapun yang memperkenal mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar- Rahman.perkembangan selanjutnya di tentukan oleh ibnu Yahya yang menjadi qadhi pasa masa Hisam bin Abdurrahman. Para ahli Fiqh lainnya adalah Abu Bakr bin Al-Quthiyah, Munis bin Sai’d Al-Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayah Al- Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtasid, Asy Syatibi, penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syari’ah (Ushul Fiqh), dan Ibnu Hazmi.
3.       Kemajuan di Bidang Arsitektur Bangunan
              Kemegahan bangunan fisik Islam Spanyol sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa. Umumnya bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Jalan-jalan sebagai alat transfortasi di bangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun ekonomi. Demikian pula, dam-dam, kanal-kanal saluran air, dan jembatan-jembatan.
A.  Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh Dinasti Umayyah. Kota Cordova oleh penguasa muslim di bangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman di bangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon yang megah diimpor dari timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan. Setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsyik. Di antara kebanggaan kota Cordova lainya adalah masjid Cordova. Kota Cordova memilki 491 masjid.
B.  Granada
              Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sini bekumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Eropa diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana Al-Zahra, istana Al-Gazar, dan menara Gerilda.
C.  Sivilla
              Kota Sevilla di bangun pada pemerintahan Al-Muwahidin. Sevilla pernah menjadi ibu kota yang indah bersejarah. Semula kota ini adalah rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama Rumala Agusta, kemudian diubah menjadi Asyibiliyah (Sevilla). Sevilla telah berada dibawah kekuasaan Islam selama lebih kurang 500 tahun. Salah satu bangunan masjid yang di dirikan pada tahun 1171 pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, dan kini telah berubah dari masjid menjadi gereja dengan nama Santa Maria dela Sade . kota Sevilla jatuh ketangan raja Ferdinand pada tahun 1248 M.
D.  Toledo
              Toledo merupakan  kota penting di Andalusia sebelum dikuasai Islam. Ketika Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibu kota kerajaan. Dan ketika Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam. Terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan  umat Islam setelah direbut oleh Raja Alfonso VI dari Castilia. Beberapa peninggalan bangunan masjid di Toledo kini dijadikan gereja oleh umat kristen.
Banyak faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara lain didukung oleh penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Keberhasilan para politik tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan ilmiah. Di antara mereka penguasa Dinasti Ummayyahdi Spanyol yang berjasa adalah Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M), dan Al-Hakam II Al-Muntashir (961-976 M)
              Disamping itu toleransi ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut Agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam Spanyol.

AKIBAT KEMUNDURAN
              Miskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari timur dan barat tidak selalu berupa perperangan. Sejak abad ke-11 M, dan seterusnya, banyak kalangan cendikiawan mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung Timur, sambil membawa buku-buku dan
              Adapun menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduran Islam Spanyol antara lain disebabkan :
A.                     Konflik penguasa Islam dengan penguasa Kristen,
B.                     Tidak adanya ideologi pemersatu,
C.                     Karena kesulitan Ekonomi,
D.                     Tidak jelasnya sistem peralihan  kekuasaan, dan
E.                      Karena letaknya yang terpencil dari pusat wilayah dunia Islam yang lain.
PENGARUH PERADABAN ISLAM SPANYOL DI EROPA
              Spanyol merupakan tempat paling utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar Negara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan Negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains di samping bangunan fisik
              Tokoh Spanyol Islam yang berpengaruh terhadap pemikiran di eropa dengan Avveros (1120-1198 M). Avveros di kenal sebagai orang yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Mengedepankan sunatullah menurut pengertian Isl;am terhadap ajaran panthaisme dan anthropomorphisme Kristen. Pengaruh Avveros begitu besar di Eropa, sehingga muncul gerakan Avveroisme (Ibnu Rusydisme) yang menuntut kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang di bawa gerakan Avveroisme ini .dari gerakan Avveroisme ini lah kemudian di Eropa lahir reformasi pada abad ke -16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. beberapa buku karya Ibnu Rusyd dicetak di venisia pada tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. karya-karya Ibnu Rusyd juga diterbitkan pada abad ke-16 di Napoli, Bologna, Lyons, dan Strasbourg , dan awal abad ke-17 di Jenewa.
              Pengaruh-pengaruh peradaban Islam. termasuk di dalamnya pemikran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di berbagai Universitas Islam di Spanyol, separti Universitas Cordova, Sivilla,  Malaga, Granada, dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktiv menerjemahkan buku-buku karya ilmuan Muslim, pusat penerjemahan buku adalah di Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang di dirikan pada tahun 1231 M., tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa,baru berdiri 18 Universitas. Di dalam universitas-universitas tersebut, ilmu yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikran filsafat yang paling banyak di pelajari adalah peemikiran  Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.
              Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas  Eropa yang sudah berlansung sejak ke-abad 12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (ranaissance) pusaka yunani di Eropa pada abad ke-14 M. berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui ter jemahan-terjemahan Arab yang di pelajari dan kemudian di terjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.
              Akan tetapi, walaupun Islam  akhirnya  terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, namun ia telah membidangi gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani Klasik (renaissance) pada abad ke-14 M, yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, dan pencerahan (Aufklarung) pada abd ke-18 M.
              Demikian juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa. Selama Islam berada di Andalusia, telah banyak nama-nama benda yang di kenali di barat berasal dari bahasa arab. Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab. Di antara bahasa Arab banyak yang masuk ke dalam suku kata bahasa Eropa seperti ke dalam bahasa Spanyol, Inggris , Prancis, dan Jerman, misalnya kata-kata : as-sukkar( gula), menjadi azukar (Spanyol) sugar (Inggris) al-kuhul (alcohol) menjadi alkohol, al-fil (gajah) menjadi marfil, syarab (minuman cair)  menjadi sirup, dan lain-lain .
              Demikian besar pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa, sehingga jika saja masyarakat Eropa tidak mempelajari peradaban-peradaban Islam, bukan  tidak mustahil jika Eropa masih tertinggal di belakang dalam hal peradaban dunia. Bangsa Eropa maju dalam ilmu pengetahuan dan peradaban di karenakan mereka belajar kepada kaum muslimin terutama melalui berbagai literatur dari hasil karya kaum muslimin di Andalusia Spanyol.
D.  TRANSMISI ILMU-ILMU KEISLAMAN KE EROPA
              Semenjak abad ke-11 M, umat Islam mendapat serangan dari berbagai jurusan. Di Andalusia, umat Kristen semenjak Raja Ferdinand 1 (1035-1065 M) mempersatukan kekuatan membentuk  kerajaan Leon yang kuat mulai menyerang kekuasaan Islam guna merebut kembali daerah-daerah mereka sehingga penyatuan kekuatan mereka itu merupakan awal dari pengusiran umat Islam dari Andalusia. Di pantai timur laut tengah, umat islam mendapat serbuan tentara salib selama dua abad. Di timur sejak abad ke -10 M, Khalifah Abbasiyah sudah tidak mempunyai kekuatan lagi. Kekuasannya telah diambil oleh sultan-sultan Buwaihi, kemudian oleh Bani Saljuk. Hilangnya kekuasan khalifah itu menjadi sempurna setelah datangnya Hulagu Khan menyapu bersih kota Bagdad dari permukaan bumi.
Umat Islam kehilangan segala sesuatu yang penah di miliki. Namun terjadi sesuatu diluar dugaan manusia, ternyata bangsa yang menghancurkan daulah Islamiyah yang berpusat di baghdad itu, keturunannya justru menjadi pembangun dan pembela agama Islam dan kebudayaannya yang gigih sehingga agama  Islam menjadi tumbuh dan mekar kembali.
              Demikian juga di luar daerah bekas kekuasaan Dinasti Abbasiyah yaitu daerah Andalusia dan Afrika Utara, kebudayaan islam tidak musnah bahkan mengalir dan berpindah ke Eropa membangun zaman Renaissance Eropa. Sebenarnya transmisi ilmu pengetahuan Islam mengalir ke Eropa melalui berbagai jalur. Jalur-jalur tersebut adalah melalui perang salib, Negeri Secilia, dan Spanyol (Andalusia).
1.    Melalui perang Salib
              Perang Salib yang terjadi dari tahun 1096-1273 M (489-666 H) adalah perang antara Umat Kristen Eropa Barat ke tanah Timur khususnya Palestina yang dikuasai Daulah Islam. Perang ini dinamakan perang Salib dalam perperangan tersebut.
Dengan adanya perang Salib ini banyak membawa keuntungan bagi benua Eropa. Perhubungan orang Kristen dengan orang timur Tengah memberikan kemajuan dalam berbagai bidang. Ketika kembali ke Eropa kapal-kapal mereka membawa barang-barang berharga seperti kain tenun, sutera, bejana dari porselin, dan lain-lain sedang dari jenis tumbuh-tumbuhan yang di bawa ke Eropa antara lain: sejenis biji-bijian, tanaman padi, pepohonan jeruk, semangka , bawang putih, tumbuhan yang mengandung zat pewarna dan rempah-rempah.

              Ketika frederick II, kaisar Jerman membawa angkatan perangnya ke Palestina dalam rangka perang Salib (1228-1229 M), sepulangnya dari sana ia telah meletakkan dasar pendirian perguruan tinggi, Universitas Napels.
Menurut Philip K. Hitti, dalam The Arab of Short History, bahwa sumbangan Frederick yang terbesar adalah pendirian Universitas di Napels pada tahun 1224, salah satu Universitas pertama di Eropa yang ditegakkan  dengan sebuah piagam yang jelas dan terang. Di sini ia menghimpun sebuah kumpulan besar naskah-naskah Arab, buku-buku Aristoteles dan Averros yang di minta untuk di terjemahkan di gunakan dalam daftar pelajaran, salinan terjemahan tersebut dikirimkan ke Universitas di Paris dan di Bologna. Selama abad ke-14 dan abad-abad berikutnya, kitab-kitab pengetahuan Arab merupakan bagian yang penting dalam berbagai Universitas di Eropa, termasuk Oxford dan Paris, walaupun sesungguhnya degan tujuan lain, yakni untuk mendidik pendeta-pendeta Katolik ke Negara-negara Islam.

2.    Melalui Andalusia Spayol
              Peran Andalusia (Spanyol) sebagai wahana penyebrangan ilmu pengetahuan di Eropa tidak di ragukan lagi.Semasa Islam di Andalusia, ada sejumlah perguruan tinggi terkenal disana. Perguruan tinggi itu antara lain adalah Universitas Cordova, Sevilla, Malaga dan Granada. Di kota Cordova di samping memiliki Universitas, juga memiliki gedung perpustakaan terbesar dan terindah di masanya  dengan bukunya lebih kurang 400.000 jilid dengan katalognya 44 jilid. Banyak peminat yang belajar ke Universitas itu dari berbagai penjuru. Pelajaran yang diberikan di Universitas Granada antara lain ilmu-ilmu ketuhanan, yurisprudensi, kedokteran, kimia, filsafat dan astronomi. Terdapat pula gedung-gedung perpustakaan, ruang untuk diskusi dan rumah sakit. Setelah Granada jatuh pada taggal 2 januari 1492 ke tangan Ferdinand dan istrinya Isabella, buku-buku yang berbahasa Arab dibakar atas perintahnya.
Para perintis ilmu dikalangan luar Islam yang pernah di Andalusia dalam bidang matematika, astronomi, astrologi,obat-obatan, kedokteran, filsafat, kimia,dan lain-lain. Diantara tercatatlah nama-nama seperti dari Prancis Gerbert d’ Aurilac yang kelak menjadi popular di prancis dengan gelar Sylvester II. Ia belajar selama tiga tahun di Toledo.
Di Andalusia sedikit demi sedikit umat Islam kehilangan wilayah kekuasaannya, mula-mula kota Toledo direbut oleh Kristen pada tahun 1085 M, hilanglah pusat sekolah tinggi dan pusat ilmu pengetahuan Islam beserta segala isinya yang terdiri dari perpustakaan beserta ilmuwan-ilmuwannya.

              Tahun 1236 M, menyusul Cordova dirampas oleh Raja Alfonso VII dari Castilla, maka hilanglah kebudayaan dunia disebelah barat beserta masjid raya Cordova yang didirikan oleh amir-amir Umayyah di Andalusia, perpustakaan yang di dirikan oleh Hakam II dengan buku-bukunya dari segala cabang ilmu. Kehilangan itu terus berlanjut kota demi kota, menyusul Sevilla, Malaga, dan Granada. Akhirnya umat Islam beserta raja Bani Ahmar terakhir. Abu Abdullah harus terusir dari Andalusia. Tanah airnya yang telah ditempati lebih dari 75 abad dengan meninggalkan apa yang pernah diciptakan, baik kebudayaan secara fisik berupa peradaban dan ilmu pengetahuan, maupun miliknya secara rohani berupa penganut Islam dari penduduk asli Islam Andalusia yang digelari Muzarabes (Mustaribun) yang dipaksa untuk menjadi Kristen kembali. Golongan Muzarabes inilah yang mengalirkan ilmu pengetahuan Islam ke Eropa.

              Penyaluran Ilmu pengetahuan ke Eropa di mulai ketika Toledo jatuh ke tangan Kristen. Untuk mempermudah penyerapan ilmu-ilmu Arab, di Toledo didirikan sekolah tinggi terjemah. pekerjaan ini dipimpin oleh Raymond. Buku-buku yang disalin adalah buku-buku bahasa Arab yang masih tersisa dari pembakaran. Penerjemahan Baghdad banyak yang dipindahkan ke Toledo, terutama yang berasal dari Arab, Yahudi, Spanyol dan latin.
              Diantara penerjemahan terkenal Astronomi dan Astrologi dalam bahasa latin. Satu lagi Gerald Cremona, mencoba mengimbangi pkerjaan Hunain bin Ishak menyalin buku-buku Filsafat, matematika, dan ilmu kedokteran.
Demikianlah, kemudian Toledo menjadi pusat perkembangan ilmu-ilmu Islam ke dunia barat. Peranan Toledo bertambah lengkap setelah Umat Islam diusir dari Andalusia. Buku-buku yang tersisa dari kota-kota lain di Andalusia seperti Cordova, Sevilla, Malaga, dan Granada dapat mereka mamfaatkan. Bangsa Barat benci terhadap Islam, akan tetapi haus kepada ketinggian ilmu dan peradabannya.
             








KESIMPULAN
              Sebelum  kedatangan Abdurrahman Ad-Dakhil, Andalusia tidaklah istimewa. Ia tak jauh beda dengan wilayah lain di Eropa. Tak ada kemajuan berarti jika dibandingkan dengan Baghdad yang ketika itu menjadi pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah. Semua itu, karena situasi politik di Andalusia yang waktu itu belum stabil.
Cordova merupakam salah satu wilayah di Andalusia yang paling banyak menyimpan kenangan.setiap kita bernostalgia dengan kejayaan Andalusia, pikiran kita pasti akan tertuju dengan kota kecil yang terletak di sebelah selatan Spanyol ini. Disanalah Islam sempat membangun peradabannya.
              Pada abad pertengahan nyaris tidak ada kota di Eropa yang mampu menyaingi kemajuan Cordova. Letaknya yang tak jauh dari pantai menjadi klebihannya. Tepat sekali jika Thariq bin Ziyad- pembuka pertama kali Andalusia-memilih  kota ini sebagai ibu kota negara.
              Keberhasilan Thariq bin Ziyad dalam usahanya memperluas wilayah kekuasaan Daulah Umayyah di wilayah Eropa, yaitu selat Iberia, membuat keinginan Musa bin Nushair untuk ikut bergabung dengan Thariq. Bergabungnya dua tokoh militer ini semakin menambah luas peta wilayah kekuasan Islam di Eropa. Dengan kekuatan yang prima itulah pada akhirnya Musa dan Thariq bin Ziyad dapat menguasai Aragon, Cicilia dan Katolonia, serta memduduki kota-kota penting seperti Saragossa dan Barcelona. Dengan demikian sempurnalah usaha Daulah Umayyah dalam memperluas wilayah kekuasaannya di wilayah Eropa (Andalusia), kecuali di daerah pegunungan Cantabri yang terletak di penjuru barat laut, tempat perlarian para bangsawan dan pembesar Ghotic.
              Sejak jatuhnya wilayah Andalusia ketangan pemerintahan Daulah Umayyah, diperkirakan terdapat enam orang gubernur yang bertugas mewakili pemerintahan Umayyah di Damaskus. Mereka itu adalah:
1.    Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, yang berkuasa selama dua tahun sejak tahun 95-97 H/715-717 M. pada masa pemerintahanya dapat dikuasai beberapa wilayah yang belum tunduk, seperti Evora, Santaram, Cainbra, Malaga, dan Ellira.
2.    Ayyub bin Habib. Pada masa pemerintahannya Cordova dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
3.    Al-Harun bin Abdurrahman Al-Tsaqifi (98-100 H/716-719 M)
4.    Saman bin Malik Al-khaulani (100-102 H/719-921 M)
5.    Anbasah (104-107 H/723-726 M). pada masa pemerintahannya ia berhasil menguasai wilayah Gallia, Setpimia dan terus ke lembah sungai Rhone.
6.    Abdurrahman Al-Ghofiqi (111 H/730 M). pada masa pemerintahannaya ia dapat mengusai daerah Hertognom dan Aquitania yang termasuk wilayah kekuasaan Perancis.
            Para Gubernur inilah yang amat berjasa dalam usaha perluasan wilayah kekuasan bani Umayyah di Eropa. Usaha perluasan wilayah akan di lanjutkan kembali oleh para anak keturunan Bani Umayyah ketika Abdurrahman Ad-Dakhil dapat membawa negeri Andalusia menjadi sebuah negeri yang makmur. Keturunan inilah yang kemudian dapat mengangkat nama Andalusia  atau Spanyol Islam setingkat dengan kejayaan Baghdad pada masanya.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               


















DAFTAR PUSTAKA

  Munir Amin, Samsul. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
  Murodi,Drs, Dkk. 2003. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT karya Toha Putra.
  Suara Hidayatullah. Andaluisa Permata Dunia yang tak lagi Berkilau. Jakarta, Edisi 09                                     Januari: 2008
  Ahmad Syalabi. 1993. Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid 1, II. Jakarta: Kalam Mulia.
  Abdullah Salim. 1999. Sumbangan Andalusia Kepada Dunia Barat. Semarang: Unisulla Press.




s