Selasa, 29 Maret 2011

Kerajaan Islam di Indonesia


PEMBAHASAN
A. KONDISI DAN SITUASI POLITIK KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Pada periode ini para pedagang dan mubaligh Muslim membentuk Komunitas
 Islam. Mereka memperkanalkan Islam yang mengajarkan toleransi dan asas persamaan derajat di antara sesama umat muslim. Ajaran ini sangat menarik perhatian penduduk setempat. Oleh karena itu Islam tersebardi kepulauan Indonesia dengan cepat, meskipun dengan damai, sementara ajaran Hindu-Jawa menekankan ajaran perbadaan derajat manusia.
            Masuknya islam ke daerah-daerah Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan di samping itu juga keadaan politik dan sosial budaya daerah ketika di datangi islam juga masih berlainan, kedatangan utama islam hanya untuk usaha pelayaran dan perdagangan sehingga belum menimbulkan dampak-dampak politiknya.
            Keterlibatan Islam dalam bidang politik terlihat pada abad ke-9 M, ketika terlibat dalam pemberontakan petani Cina terhadap kekuasaan T’ang. Akibat pemberontakan itu kaum Muslim banyak yang terbunuh dan sebagian lari ke kedah, wilayah yang masuk kekuasaan Sriwijaya ada juga yang lari ke Palembang untuk membuat perkampungan sendiri karena pada waktu itu Sriwijaya memang melindungi orang-orang muslimdi bawah kekuasaannya.
            Kemajuan pilitik dan ekonomi Sriwijaya berlangsung pada abad ke-12 dan pada alhir abad itu kerajaan mulai mengalami masa kemunduran. Kemunduran pilitik-ekonomi Sriwijayan di sebabkan karena usaha-usaha kerajaan Singasari yang sedang bangkit di Jawa.Kelemahan Sriwijaya di manfaatkan pula oleh pada pedagang muslim untuk memperoleh keuntungan pilitik dan perdagangannya.
             Karena kekacauan-kekacauan dalam negeri sendiri Kerajaan Sringasari dan, Majapahit tidak mampu mengontrol daerah Melayu dan selat Malaka sehingga mereka memanfaatkan momentum yang ada untuk perebutan kekuasaannya sehingga dapat berkembang.
            Demikian juga dengan Kerajaan Majapahit ketika Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada masih berkuasa, situasi politik pusat Nusantara mengakui berada di bawah perlindungannya. Namun setelah Patih meninggal kerajaan Majapahit kembali mengalami keguncangan perebutan kekuasaan.
Pada akhirnys kerajaan Sriwijaya, Singasari dan Majapahitmenjadi melamah dan tidak mempunyai kekuatan untuk memulihkan kondisi yang ada. Setelah kegoncangan terjadi dari tahap demi tahap muncul kerajaan Islam yang kain di Indonesia yaitu Kerajaan Samudra Pasai di Aceh dan kemudian di teruskan oleh kerajaan Aceh Darussalam.

B. SALURAN DAN CARA-CARA ISLAMISASI DI INDONESIA
            Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada para Bangsawan dan Rakyat umumnya yang di lakukan secara damai dengan cara berhubungan dengan pedagang-pedagang muslim yang posisi ekonominya kuat karena menguasai pelayaran dan perdagangan..
            Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran islamisasi yang berkembang ada enam, di antaranya:
1.Saluran Perdagangan
            Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah perdagangan. Saluran islamisasi ini sangat menguntungkan karena para Raja dan Bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan ini sehingga menimbulkan sikap simpati dan empati dari berbagai kalangan karena dari kaum bangsawan itu yang memiliki kapal dan saham untuk jalur penyebaran tersebut.
            Proses penyebaran dengan cara perdangan juga di ikuti oleh pedagang muslim yang bermukim di Pesisir pulau jawa yang penduduknya ketika itu masih kafir. Langkah dari pedagang muslim di tempat itu Mereka mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah umat muslim pada waktu itu makin banyak dan karenanya anak-anak Muslim menjadi orang jawa dan kaya-kaya.
2.Saluran Perkawinan
            Dipandang dari segi ekonomi para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik dari pada golongan pribumi, sehingga penduduk pribumi tertarik untuk mengawinkan anaknya teruma putri-putrinya menjadi istri saudagar-saudagar.Namun konskuensinya mereka sebelum di kawinkan harus di islamkan terlebih dahulu. Setelah mempunyai keturunan lingkungan dan pengikutpun akan semakin meluas.
            Ada pula wanita muslim di kawini oleh keturunan Bangsawan. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan karena melalui jalur ini jalur islamisasi akan lebih cepat tersebar, seperti yang di lakukan oleh Sunan Ngampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung  Jati dengan Putri Kawunganten, Brawijaya dengan Putri Campa.
3.Saluran Tasawuf
            Para penyabar islam di kenal sebagai pengajar-pengajar tasawuf. Oleh karena itu Mereka menyebarkan islam juga melalui jalur seperti ini, ahli-ahli tasawuf  memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran atau mistis supaya bisa mudah di terima dan sesuaidengan alam pikiran masyarakat indonesia. Misal dengan menggunaka ilmu riyadhat dan kesaktian dalam proses penyebaran agama islam.
4.Melalui jalur pendidikan
            Dalam islamisasi di indonesia juga di lakukan melalui jaluroendidikan seperti pesantren, surau, masjid dan lain-lain yang di lakukan oleh guru-guru agama, kiai dan ulama. Jalur pendidikan ini banyak di lakukan oleh para wali khususnya dijawa dengan membuka lembaga pendidikan pesantren sebagai tempat kaderisasi mubaligh-mubaligh islam di kemudain hari. Setelah mermka keluar dari pesantren mereka berdakwah ketempat-tempat tertentu untuk mengajarkan islam.
5.Melalui jalur kesenian
            Para pelopor Islam dalam menyebarkan Islam dengan menggunakan media seni untuk mempermudah dan menarik masyarakat supaya berantusias untuk memeluk agama Islam. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para tokoh Islam, seperti para walisongo. Cara yang Ia pakai adalah dengan mengadakan pentas seni, seperti seni dongeng, wayang, sastra untuk dan berbagai seni lainnya. Ia tidak meminta bayaran untuk pertunjukan seni itu melainkan meminta para penonton untuk mengikuti mengucapkan kalimat shahadat sebagai langkah awal dalam ajaran Islam itu sendiri.
6.Melalui jalur politik
            Para penyebar Islamjuga menggunakan pendeekatan pilotik dalam penyebaran Islam. Kerana pengaruh politik sangat mudah untuk menarik perhatian masyarakat untuk masuk Islam. Yang dilakukan walisongo untuk jalur politik ini adalah dengan cara melakukan strategi dakwah di kalangan para pembesar kerajaan seperti Majapahit, Pajajaran, bahkan para walisongo mendirikan kerajaan Demak, Sunan Gunungjati jugs mendirikan kerajaan Cirebon Dan Kerajaan Banten. Kesemuanya itu dilakukan untuk melakukan pendekatan dalam rangka penyebaran agama Islam. Baik di Sumatra, Jawa maupun di Indonesia bagian timur.
C.PERKEMBANGAN DAN HASIL KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
      Sepanjang penyelidikan ahli-ahli sejarah Indonesia agama Islam telah tersebar ke lain-lain negeri pelabuhan di Sumatra Utara hal ini disebabkan karena para pedagang Islam giat menyebarkan agama Islam itu sehingga ajaran lebih masuk ke mayarakat. Pada mulanya di Jawa Timur, Giri menjadi pusat penyiaran agama Islam di bawah pimpinan Sunan Giri itu sendiri, kemudian dari Jawa Timur, Islam menyebar ke Jawa Tengah, lalu ke Jawa Barat. Dari Jawa Barat menyebar ke Lampung, Bengkulu dan Minangkabau. Dari situlah Islam terus tersiar ke sekelilingnya, hingga alama-kelamaan Islam menyebar di seluruh Indonesia.
      Adapun mengenai hasil kebudayaan Islam di Indonesia ialah:
a.Masjid
      Masjid atau sura sama saja susunannya bentuk dan susunannya, yaitu sebuah bangunan yang melingkupi sebuah ruangan bujur sangkar dengan sebuah serambi di depannya, tiang utama di tengah-tengah dan tempat imam di depan gunanya untuk mengarahakn orang yang sholat untuk menghadap kiblat.
      Masjid di Indonesia mempunyai ciri-ciri atau corak tersendiri, pertama berbentuk bujur sangkar, Kubah sebagai atap masjid yang melambangkan cirri seni bangunan Islam, berbentuk atp tumpang yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil, dan tingkatan paling atas berbentuk limas, jumlah tumpang selalu ganjil. Kedua, adanya menara untuk tempat muadzin menyerukan adzan disamping menyerukan adzan untuk masuk masuk sholat di tandai pula adanya beduk. Ketiga, letak masjid biasanya berdekatan dengan istana. Disebelah utara istana terdapat alun-alun dan masjid di dirikan pada pinggir sebelah barat alun-alun.
      Selain itu masjid dibangun pada suatu tempat yang keramat seperti tempat seorang Raja, Wali atau Ahli agama yang tersohor dimakamkan. Dan biasanya akan dikunjungi umat muslim pada acara-acara tertentu untuk ziarah di makam tersebut sebagai rasa syukur karena atas perjuangan beliu Islam dapat tersebar.
b.Makam
      Makam-makam di Indonesia banyak di kunjungi orang-orang.Apalagi makam para pelopor Islam yang di anggap kramat, yang bertujuan untuk ziarah dengan maksud untuk memanjatkan doa agar arwah yang meninggal itu mendapat ampunan dan jalan yang terang di sisi Allah. Yaitu di makam-makam para wali-wali,ulamak, pemuka agama dan lain-lain.   
      Akan tetapi diIndonesia kadang-kadang zioroh itu di maksudkan kepada hal-hal lain yang tidak sesuai dengan pengertian semula dari pada ziaroh itu. Tampaknya, ziaroh yang di lakukan oleh sebagian besar pengunjung mirip dengan kebiyasaan mengunjungi candi atau tempat suci lainnya dengan maksud melakukan pemujaan kepada roh nenek moyang atau memohon berkah.
       Dengan uraian diatas dapat jelaskan bahwa, prosesi ziarah yang di lakukan  oleh penduduk indonesia merupakan suatu cara baru untuk memuja roh-roh nenek moyang mereka , walau pun sudah di variasi dengan agama Islam. pemujaan di lakukan untuk meminta berkah, selamat, minta panjang umur, minta rizki , dan lain-lain yang di lakukan dengan cara pembakaran kemenyan, menaburkan kembang dan daun pandan yang sudah di potong-potong dengan di campur harum-haruman. Semuanya itu merupakan peninggalan budaya lama, bukan berasal dari kebudayaan Islam.
      C. Seni Ukir
      Hasil dari kebudayaan Islam adalah seni ukir,tetapi dalam Islam melarang melukiskan sesuatu mahluk hidup,apalagi manusia. Seperti seni pahad patung yang  begitu maju pada zaman purba, tidak di jumpai lagi di jaman Islam, kecuali di Bali.
      Sehingga pada kerajinan seni ukir menjadi terbatas, hanya terpatok pada seni ukir hias. Dimana mereka tidak ragu-ragu mengambil pola-polanya dari jaman purba seperti: daun-daunan, bunga-bungaan,bukit-bukit karang, pemandangan dan sebagainya. Selain menggunakan motif-motif seperti di zaman purba , para seniman di zaman itu menggunakan motif huruf arab. Yang biyasanya di sebut dengan kaligrafi. Yang di manfaatkan untuk menghiasi masjis ( untuk mengingatkan manusia kepada Allah dan firman-firmannya).
d. Kesusastraan
      Kesusastraan Indonesia yang mendapat pengaruh agama Islam adalah kesusastraan yang terdapat pada zaman Madya, di antaranya yaitu: Hikayat, Syair ,Suluk,Babad.dan Wayang.
      Hikayat adalah cerita atau dongeng yang berkenaan dengan suatu keajaiban atau dengan suatu yang tidak masuk akal.Contoh hikayat yaitu: hikayat Amir Hamzah.Hidayat Bahtiar, dan lain-lain.
      Syair adalah sajak yang terdiri dari empat baris tiap baitnya dan hampir serupa dengan pantun.Contoh dari pada syair tersebut dapat di jumpai pada batu nisan seorang raja putri pasai di Minjetujo, yang terdiri dari dua bai.
      Babad ialah  cerita sejarah yang lebih berupa cerita dari pada uraian sejarah, meskipun yang menjadi polanya adalah peristiwa sejarah contoh: sejarah Negri kedah, sejarah melayu, dan lain-lain.
      Suluk yaitu kitab-kitab yang berisikan soal-soal tasyawef yang sifatnya pantai’istis (bersatunya manusia dengan tuhan). Contoh kitab suluh yaitu: suluk sukarsa, suluk wujil, suluk malang sumirah, dan lain-lain.

E. Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra.  
       
      1. Kerajaan Perlak
                      Kerajaan perlak adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-3 H(abad ke-9 M). Di sebutkan pada tahun 173 H, sebuah kapal berlabuh di Bandar Perlak membawa angkatan dakwah di bawa angkatan dakwah di bawa pimpinan nahkoda kholifah. Angkatan dakwah ini membawa pasukan sebanyak 100 orang. Yang terdiri dari orang Arab,Persia, dan Gujarat. Mereka ini menyiarkan agama Islam pada penduduk setempat dan keluarga Istana. Kerjaan ini di dirikan oleh Sayid Abdul Azis, dia adalag seorang raja pertama di kerajaan Perlak. Dia mendapatkan gelar sebagai Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah.  Menurut Prof. A. Hasjmy nahkoda kholifah diduga berasal dari bani keturunan bani Kholifah yang berasal dari jazira Arab.
                      Prof . Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa pada akhir abad ke-12, di pantai tumur sumatra terdapat negara Islam bernama Perlak. Nama itu kemudian di jadikan Peureulak yang di dirikan oleh para pedagang Asing dari Meser, Maroko,Persia dan Gujarat, yang menetap di wilayah itu sejak awal abad ke-12. Pendirinya adalah orang orang Arab suku Quraisy. Salah satu dari angkatan dakwah yang bernamaSayid Ali dari suku quraisy menikah dengan seorang putri Mahdum Tamsyuri, yakni salah satu adik dari Maurah Perlak yang bernama Syahir Nuwi. Dari perkawinan itu ia mendapat seorang keturunan yang bernama Sayid Abdul Azis. Putra campuran Arab- Nusantara (dalam bahasa bahsa oseng di namakan mendalungan).  Dan kemudian setelah dewasa di lantik menjadi raja kerajaan Perlak pada tahun 225 H (840-864 M).
                      Adapun para raja perlak adalah sebagai berikut:
1.      Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah (840-864 M)
2.      Sultan Alaiddin Maulana Abdur Rahim Syah (864-888 M)
3.      Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abbas Syah (888-913 M)
4.      Sultan Alaiddin Sayid Maulana Ali Mughayad Syah (913-928 M)
5.      Sultan Makhdum Alauddin Malik Abdul Kadir Syah (928-932 M)
      7.   Sultan Makdum  Malik Abdul Ibrahim Shah (956-986 M )
     
      2. Kerajaan Samudra Pasai
                      Didalam perkembagan Islam juga terdapat KerajaanSamudra Pasai. Kerajaan ini di sebut juga dengan kerajaan kembr. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kerajaan ini di perkirakan berdiri pada abad ke-13 M. Yang merupakan hasil dari proses Islamisasi yang di lakukan oleh pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7, ke-8 dan seterusnya. kerajaan ini didirikan oleh Maurah Selu dengan gelar Sultan Al-Malikush Shalih (1261-1289). Hal itu di ketau melalui tradisi-tradisi Hikayat Raja-raja  gelar Samudra pasai, Hikayat Melayu, dan hasil penelitian atas beberapa sumber yang di lakukan oleh sarjana sarjana barat, khususnya para sarjana Belanda. Seperti Snouck Hurgronye, J.P. Molquitte, dan lain-lain.
                      Dalam bukti sejarah yang berupa Hikayat Raja-raja Pasai di sebut kan bahwa, gelar Malik Al-Sholeh di berikan oleh Syaikh Ismail (ulamak utusan dari Syarif Mekah). Sebenarnya nama dari Malik Al-Sholeh adalah Merah Sile atau Merah Selu. Adapun nisan kubur itu di dapatkan di Gompang Samudra bekas kerajaan pasai tersebut.
                      Merah Selu adalah putra dari Merag Gajah. Adapun nama merah merupakan gelar yang lajim di Sumatra Utara  utuk para bangsawan. Selu kemungkinan berasal dari kata Sungkala yang aslinya berasal dari Sanskrit Chula.
                      Dari hikayat itu juga, trdapat petunjuk bahwa tempat pertama sebagai tempat berdirinya kerajaan Samudra Pasai adalah Muara Sungai Pausangan. Yakni sebuah sungai yang cukup panjang dan lebar di sepanjang jalur pantai. Dimana sungai ini merupakan sarana trasportasi perdagangan, sehingga banyak sekali para pedagang melewatinya.  Di mana pada sungai ini ada dua kota yang terletak bersebrangan di muara sungai pasuangan ini, yakni Pasai dan Samudra.
                      Adapun bukti dari proses berdirinya kerajaan Samudra Pasaib ini adalah di temukannya nisan kubur yang terbuat dari Granit   asal Samudra Pasai yaitu pada abad ke-13 M. Dari penemuan nisan ini dapat di ketahui bahwa raja pertama kerajaan ini meninggal pada bulan Romadhon tahun 696 H. Yang di perkirakan tepat pada tahun 1297 M.
     
Adapun para Raja yang memerintah pada Kerajaan ini adalah:
1.      Sulta Malik Azh-Zhahir (1297-1326 M)
2.      Sultan Mahmud Malik Azh-Zhahir (1326-1345 M)
3.      Sultan Manhur Malik Azh-Zhahir (1345-1346 M)
4.      Sultan Ahmad Malik Azh-Zhahir (1346-1383 M)
5.      Sultan Zainal Abidin Malik Azh-Zhahir (1383-1405 M)
6.      Sultan Nahrasiyah (1405 M)
7.      Sultan Abu Zaid Malik Azh-Zhahir (1455 M)
8.      Sultan Mahmud Malik Azh-Zhahir (1455-1477 M)
9.      Sultan Zainal Abidin (1477-1500 M)
10.  Sultan Abdullah Malik Azh-Zhahir (1500-1513 M)
11.  Sultan Zainal Abidin (1513-1524 M)
      Kerajaan Samudra Pasai berakhir pada tahun 1524 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar